Our Love Story
Awalnya hanya sebuah notifikasi di layar—
sebuah aplikasi mempertemukan dua hati asing.
Dia mengetik “hai”, aku menjawab dengan senyum.
Tak lama, kami sepakat bertemu di sebuah kafe kecil
yang tenang di sudut kota.
Suara tawa kami mengalir seperti kopi yang kami teguk,
mata bertemu mata—dan di sanalah cinta mulai tumbuh.
Beberapa bulan setelahnya, kami menjadi “kita”.
Menjalani hari-hari penuh tawa, mimpi, dan kadang air mata.
Kami menjadi rumah satu sama lain, walau sederhana.
Tapi hidup tak selalu semanis awal cerita—
ada jarak, waktu, dan kesibukan yang tak bisa kami lawan.
Akhirnya, kami memilih berpisah…
Hari-hari berlalu,
kami masing-masing berjalan di dunia sendiri,
menyimpan kenangan yang tak pernah benar-benar hilang.
Sampai suatu hari, di tempat yang tidak direncanakan,
di waktu yang tak pernah disusun—kami bertemu lagi.
Mata kami saling memandang,
dan rasanya… seperti pulang.
Kami jatuh cinta lagi—bukan pada orang yang baru,
tapi pada versi kami yang lebih dewasa,
lebih mengerti cara menjaga,
dan lebih tahu bahwa cinta layak diperjuangkan sekali lagi.
Barangkali rumah tidak selalu tentang tempat tapi tentang siapa yang menunggu mu pulang, dan dia adalah rumah yang tidak pernah benar-benar ku tinggalkan.