Berawal dari penghayatan mendalam atas makna filosofis sebuah perkawinan, kami menyadari bahwa pernikahan bukan sekadar tentang kebersamaan, tetapi tentang perjalanan dua jiwa yang saling menumbuhkan. Dalam kerangka itu, cinta tidak lagi dipahami hanya sebagai emosi yang pasang surut, melainkan sebagai tindakan reflektif yang terus diupayakan. Maka, dengan kesadaran penuh dan niat yang jernih, kami memutuskan untuk saling mengikat dalam relasi yang bermakna—pernikahan sebagai ruang tumbuh, ruang dialog, dan ruang penghidupan nilai.